Entri Populer

Minggu, 09 Maret 2014

SEBUAH PENGANDAIAN



Ini cuma pengandaian yang gw bikin berdasarkan nalar gw,  simak dulu ceritanya. Gw butuh jawaban kalian disini. Gw tau gw bukan orang psikolog, gw lagi butuh saran terhadap masalah yang gw andaikan dalam cerita ini. biar gak keliatan terlalu curhat gwnya, jadi gw membuat pengandaian. hehehe

Sebuah Pengandaian…

Saya melihat sebuah titik dari kejauhan, saya menghampirinya. Awalnya saya takut bahwa itu akan membawa saya lagi kepada jebakan dihutan ini, karena saya bahkan sudah hampir sekarat yang disebabkan oleh serigala yang menyerang saya 2 jam lalu. Saya memberanikan diri untuk menghampiri titik itu. Semakin dekat semakin indah, saya semakin senang dibuatnya karena harapan saya titik itu akan menjadi pintu keluar saya didalam hutan belukar ini. saya berlari mempercepat langkah saya menghampiri sampai tibalah saya pada sebuah dimensi dimana saya merasa ragu. Saya ragu haruskah saya masuk atau saya hanya memandangnya dari kejauhan lagi. Saya tau saya ingin pulang, tapi saya tidak tau apa sebenarnya cahaya dititik ini yang ternyata dijaga oleh kurcaci yang berdiri disampingnya. saya ragu untuk mencoba  masuk apalagi bertanya, karena saya merasa saya gak mau terlihat seperti manusia sekarat yang putus asa. Akhirnya saya berfikir disaat saya berfikir saya mengingat dihutan ini terlalu banyak bahaya, saya bahkan masih bisa mendengar suara raungan srigala semakin mendekat. Saya semakin takut.  saya mengingat bahwa saya amat sangat penasaran untuk mengetahui apakah titik itu. Akhirnya saya memutuskan untuk mendekat dan bertanya kepada si kurcaci kecil, mulailah saya berdialog dengan kurcaci itu. meskipun hati ini ragu tapi saya benar-benar penasaran, juga sangat takut.

kurcaci : “siapa kau? apa yang kau mau?”
saya: “emmm maaf, saya cuma mau tau apakah ini sebuah pintu dimensi?”
kurcaci:  “maaf ini bukan pintu dimensi, ada apa?”.
Saya:  “saya sekarat saya butuh pertolongan, juga saya ingin keluar dari hutan ini”
 Kurcaci: “saya bisa menyembuhkan mu , dan juga saya tau tempat dimana kau bisa keluar dihutan”.
Saya: “sungguh?? terima kasih, tolong beritau aku dimana tempatnya?”
Kurcaci: “pintu itu tidak terlihat dan ia berada jauh sekali, aku bisa melihatnya dan menunjukkannya padamu.”
Saya: “baiklah kalau begitu tolong sembuhkan saya dulu, saya amat kesakitan”
Kurcaci: “kau harus membuat kesepakatan denganku”
Saya:”apa itu?”
Kurcaci: “jika kau ku sembuhkan, kau harus menemaniku menjaga pintu ini sampai saya selesai dengan tugas dan perintah ini”
Saya: “berapa lama?”
Kurcaci: “saya tidak tahu, tapi kau mau atau tidak?”
Disela ketika saya berfikir untuk memberikan jawaban, tiba2 sesosok makhluk putih datang, ia ternyata adalah sebuah binatang, saya tidak tahu jelas itu apa tapi dia tiba2 muncul dan memotong kesepakan saya dengan sang kurcaci dan berkata:

Makhluk itu: hey, tidak kau ikutlah denganku, aku tau jalan bisa melihat pintu keluar itu tanpa kau harus menunggu kurcaci bodoh itu”
Saya: “sungguh? Haruskah saya percaya dengan ucapanmu?”
Makhluk itu: “kau harus percaya padaku, dihutan ini adalah hutan kejujuran, semua makhluk yang kau temui disini semuanya akan berkata jujur meskipun ia berniat untuk berkata dusta”
Saya: “apakah benar begitu, hai kurcaci?
Kurcaci: “dia berkata benar, semua penghuni dihutan ini yang kau temui mereka akan selalu berkata jujur, mustahil bagi mereka untuk bisa berbohong”
Saya: ……


Pertanyaan: setelah menyimak pemisalan diatas saya punya opsi, apa yang akan kalian lakukan:
1.     1.   Meninggalkan kurcaci itu , ikut dengan si makhluk putih
2.    2.    Menunggu kurcaci

Tidak ada komentar:

Posting Komentar