Entri Populer

Rabu, 12 Oktober 2011

Batak - Tapanuli (Masyarakat dan Budaya Patrineal di Indonesia Barat)



Berikut ini saya akan menjabarkan tentang budaya patrineal di Tapanuli, saya sangat berterimakasih kepada dosen saya bapak dr. Zulyani Hidayah MA. dosen saya di universitas indonesia yang mengajar Manifestasi Ragam budaya indonesia barat. beliau sudah mengizinkan saya untuk menyebarluaskan dan menulis beberapa dari ilmu yang dia berikan melalui presentasi yang diberikan kepada kami setiap minggu. saya sangat kagum terhadap beliau karena beliau satu-satunya mungkin yang mengajarkan kita tentang budaya indonesia secara menyeluruh, sungguh amat sangat jenius. trimakasih bapak.


ETHNICITY
Warga Suku bangsa ini sendiri lebih suka menyebut diri mereka orang Tapanuli, sedangkan nama Batak dianggap  sebagai sebutan yang berasal dari orang luar.
Orang Batak sebenarnya terdiri atas beberapa sub-suku bangsa yang dibedakan terutama oleh dialek yang mereka pakai.
Unsur-unsur kebudayaan asli mereka pada dasarnya sama, tapi setelah masuknya pengaruh kebudayaan luar baru terjadi pencorakan yang lebih jelas perbedaannya
Pada masa  dulu  masyarakat  ini hidup terasing di  Dataran Tinggi Toba dan Karo. Kontak budaya dengan suku bangsa lain tidak banyak terjadi, kalaupun ada tidak banyak  mempengaruhi pola kehidupan asli mereka.
Mereka baru mulai meninggalkan kepercayaan  dan pola budaya lama setelah  menerima pengaruh agama Islam dan Kristen.


 Sistem kekerabatan.
Kesatuan  hidup terkecil pada orang Batak adalah  keluarga inti monogami. Bentuk ini oleh orang Toba disebut  saama (satu bapak) atau saripe (satu keluarga). Orang Simalungun menyebutnya seamang (satu Bapak) atau sepanganan (satu keluarga).  Orang Karo menyebutnya sada bapa (satu bapak).
Akan tetapi mereka sangat kuat berpegang kepada bentuk  keluarga luas terbatas  yang terdiri atas satu keluarga  batih senior dan keluarga batih anak laki-lakinya, sehingga pola menetap keluarga  luas terbatas  ini  adalah virilokal.
Kesatuan kekerabatan seperti  ini sering juga mereka sebut saompu (satu kakek). Anak laki-laki dan keluarganya akan berdiam bersama keluarga asalnya selama ia belum mampu manjae (berdiri sendiri). Setelah mampu ia boleh mendirikan rumah dekat rumah bapaknya (PATRILOKAL)‏.
Prinsip Kekerabatan. 
Prinsip hubungan kekerabatan orang Batak diatur oleh ikatan adat yang disebut dalihan na tolu (pokok yang tiga).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar