Berikut ini saya akan menjabarkan tentang budaya patrineal di Tapanuli, saya sangat berterimakasih kepada dosen saya bapak dr. Zulyani Hidayah MA. dosen saya di universitas indonesia yang mengajar Manifestasi Ragam budaya indonesia barat. beliau sudah mengizinkan saya untuk menyebarluaskan dan menulis beberapa dari ilmu yang dia berikan melalui presentasi yang diberikan kepada kami setiap minggu. saya sangat kagum terhadap beliau karena beliau satu-satunya mungkin yang mengajarkan kita tentang budaya indonesia secara menyeluruh, sungguh amat sangat jenius. trimakasih bapak.
ETHNICITY
Warga Suku bangsa ini sendiri lebih suka menyebut diri mereka orang Tapanuli, sedangkan nama Batak dianggap sebagai sebutan yang berasal dari orang luar.
Orang Batak sebenarnya terdiri atas beberapa sub-suku bangsa yang dibedakan terutama oleh dialek yang mereka pakai.
Unsur-unsur kebudayaan asli mereka pada dasarnya sama, tapi setelah masuknya pengaruh kebudayaan luar baru terjadi pencorakan yang lebih jelas perbedaannya.
Pada masa dulu masyarakat ini hidup terasing di Dataran Tinggi Toba dan Karo. Kontak budaya dengan suku bangsa lain tidak banyak terjadi, kalaupun ada tidak banyak mempengaruhi pola kehidupan asli mereka.
Mereka baru mulai meninggalkan kepercayaan dan pola budaya lama setelah menerima pengaruh agama Islam dan Kristen.
Sistem kekerabatan.
Kesatuan hidup terkecil pada orang Batak adalah keluarga inti monogami. Bentuk ini oleh orang Toba disebut saama (satu bapak) atau saripe (satu keluarga). Orang Simalungun menyebutnya seamang (satu Bapak) atau sepanganan (satu keluarga). Orang Karo menyebutnya sada bapa (satu bapak).
Akan tetapi mereka sangat kuat berpegang kepada bentuk keluarga luas terbatas yang terdiri atas satu keluarga batih senior dan keluarga batih anak laki-lakinya, sehingga pola menetap keluarga luas terbatas ini adalah virilokal.
Kesatuan kekerabatan seperti ini sering juga mereka sebut saompu (satu kakek). Anak laki-laki dan keluarganya akan berdiam bersama keluarga asalnya selama ia belum mampu manjae (berdiri sendiri). Setelah mampu ia boleh mendirikan rumah dekat rumah bapaknya (PATRILOKAL).
Prinsip Kekerabatan.
Prinsip hubungan kekerabatan orang Batak diatur oleh ikatan adat yang disebut dalihan na tolu (pokok yang tiga).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar